TEMPO.CO, Washington - Seorang insinyur Amerika Serikat keturunan Cina terkena dakwaan mencoba menjual rahasia dagang bernilai US$120 juta atau sekitar Rp1.7 triliun.
Baca:
Rahasia dagang ini terkait cara manufaktur pengemasan makanan dan minuman bebas zat BPA. Insinyur bernama You Xiaorong, 56, diduga berencana membangun perusahaan patungan di Cina menggunakan program bantuan pemerintah Cina.
Insinyur asal Lansing, Michigan, AS ini, terkena dakwaan berkonspirasi mencuri formula pelapisan bebas bisphenolA (BPA – free). Ini tercantum dalam dokumen yang dirilis kementerian Kehakiman AS. Ilmuwan meyakini BPA berpotensi bahaya bagi kesehatan konsumen.
Baca:
Dua orang lainnya yaitu Liu Xiangchen, 61 tahun, dan seorang saudaranya, terkena dakwaan berkonspirasi bersama You untuk membawa formula itu ke Cina.
“Liu menginginkan teknologi itu untuk digunakan perusahaannya, yang berencana mengembangkan pengepakan bebas BPA,” begitu dilansir media SCMP mengutip dokumen dakwaan seperti dilansir pada Jumat, 15 Februari 2019.
You didakwa menggunakan posisinya sebagai seorang insinyur perempuan di sebuah perusahaan di Atlanta, Georgia, dan di perusahaan lain di Tennessee untuk mencuri rahasia dagang ini. Mengutip Wall Street Journal, SCMP melansir perusahaan itu bernama Coca Cola.
Baca:
Juru bicara perusahaan menolak berkomentar soal kasus ini. “Karena ini masih menjadi masalah hukum yang belum tuntas, tidak tepat bagi kami untuk mengomentari lebih jauh,” kata juru bicara perusahaan seperti dilansir NDTV.
You bekerja sebagai insinyur kepala di perusahaan itu dari 2012 – 2017. Perusahaan minuman ringan ini bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk melakukan analisis teknologi bebas BPA.
Pada 2017 – 2018, You bekerja sebagai manajer pengembangan aplikasi pengepakan di sebuah perusahaan di Kingsport, Tennessee. Dia memiliki akses ke rahasia perusahaan.
Baca:
You terkena tujuh dakwaan pencurian rahasia perusahaan dan satu dakwaan penipuan keuangan.
Menurut Asisten Jaksa Agung AS, John Demers, You berencana membangun perusahaan di Cina dan mentransfer teknologi itu ke perusahaan, yang akan dibangun menggunakan program “Thousand Talents”. Program ini dibuat pemerintah Cina pada 2008 untuk menarik minat orang Cina diaspora agar mau bekerja di Cina untuk bisnis teknologi tinggi.
Program ini mendapat sorotan Amerika karena khawatir digunakan untuk mensponsori pencurian teknologi canggih dari negara lain. Departemen Energi AS bakal melarang para ilmuwan mengikuti program itu seperti melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menyerahkan informasi ke Cina.